KALIMAT DALAM
BERBAHASA
INDONESIA
Makalah
ini di susun sebagai tugas praktek
Menggunakan
kalimat yang tepat
Dalam
Bahasa Indonesia
EMI
FATMAWATI
NISN
: 9966675354
SMK
NASIONAL DEPOK
2013
DAFTAR
ISI
Ø BAB I PENDAHULUAN
· Kata
Pengantar
· Latar
Belakang
· Tujuan
Ø BAB II PEMBAHASAN
·
Pengertian Kalimat
o
Pengertian Predikat
o
Pengertian Subjek
o
Pengertian Objek
o
Pengertian Pelengkap
o
Pengertian Keterangan
·
Pembagian Kalimat
o
Berdasarkan pengucapan
o
Berdasarkan Jumlah Frasa
(Struktur Gramatikal)
o Berdasarkan Isi atau
Fungsinya
o
Berdasarkan Unsur Kalimat
Ø BAB III PENUTUP
·
Kesimpulan
·
Saran
Ø DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Kalimat ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada Ibu guru bahasa Indonesia dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam penyajiannya.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam penyajiannya.
Sebagai penulis saya juga
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Bila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya berharap
semoga makalah ini berguna bagi semua orang yang memerlukan materi ini dan
sebagai bahan pelajaran
Wassalamualaikum wr.wb
Depok, Mei 2013
Emi Fatmawati
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal yang
menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain karena
melalui kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Satuan
bahasa yang sudah kita kepal sebelum sampai tataran kalimat adalah kata dan frasa
atau kelompok kata. Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengungkapkan
suatu maksud dengan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai
kalimat. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlukita pahami terlebih dahulu
struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai
struktur minimal subjek(S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian
ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa
tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda Tanya,atau tanda seru.penetapan
struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa semata-mata gabungan
atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui Pengertian kalimat
2. Dapat mengetahui Kalimat
3. Dapat mengetahui Pemakaian kalimat dalam
Bahasa Indonesia
4. Dapat mengetahui penggunanan kalimat
dikalangan Pelajar
5. Dapat mengetahui Hal-Hal yang Perlu
Dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian
Kalimat
Pengertiaan kalimat atau definisi kalimat memang bermacam-macam. Para ahli
bahasa pun memiliki beragam definisi atau pengertian yang sama. Namun dapat
kita pahami definisi atau pengertiaan kalimat memiliki maksud yang sama.
Ahli tata bahasa dalam buku chear(1994:240) berbicara seputar kalimat bahwa
kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap.
tapi lebih
terprinci lagi dapat diartikan sebagai berikut :
Kalimat adalah gabungan dari dua
buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi
akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan
dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak
lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum :
– Joy Tobing
adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
– Pergi!
– Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi
yang mabok minuman keras itu.
– The Samsons sedang konser tunggal di pinggir
pantai ancol yang sejuk dan indah.
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun
kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang
mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
– Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek /
Obyek (O) – Keterangan (K) kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap.
1.1 Predikat (P)
Predikat
dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan
merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau
frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan
saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh
kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata
maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring
tersebut berfungsi sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.
1.2 Subjek (S)
Disamping
predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam
pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat,
kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada
kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
1. Merokok
merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
1.3 Objek (O)
Objek bukan
unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang
berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi
subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan
menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya
berkatagori nomina.
Berikut
contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
1.4 Pelengkap
(PEL)
Pelengkap
atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah
ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan
pasif.. Kata-kata dibawah ini berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
5.1 Keterangan
Unsur
kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat
diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada
kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan
(K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.
2. Pembagian
Kalimat menurut
penyesuaiaannya dan penggunaannya
2.1
Berdasarkan Pengucapan
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat
Langsung
Kalimat
langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana
ucapan dari
orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua
(“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
- Ibu
berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
-
“Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak
langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan
sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
- Ibu
berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
-
Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
2.2
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Tunggal
Kallimat
tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu
subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar
yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola
kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB +
KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:
Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS
(Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:
Ika sangat rajin
.
S P
* KB + KBil
(Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:
Masalahnya seribu satu.
.
S P
Kalimat
tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :
Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat
verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :
Adik bernyanyi.
Setiap
kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat
masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh
atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1.
Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali,
sekeliling kota.
2.
Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin
sore, minggu kedua bulan ini.
3.
Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan
undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4.
Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,
sepatutnya.
5.
Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,
seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan
aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7.
Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi
mereka.
8.
Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9.
Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:
penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa
yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan
rakyat.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3
jenis, yaitu:
2.1. Kalimat
Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini
terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian,
yaitu:
* KMS
Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan
atau serta.
Contoh:
- Kami
mencari bahan dan mereka meramunya.
-
Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
2.3
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru
(!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai
dengan intonasi tinggi.
Macam-macam
kalimat perintah :
* Kalimat
perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh :
Gantilah bajumu !
* Kalimat
larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh
Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat
ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh :
Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat
Berita
Kalimat
berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan
dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan
tanggapan.
Macam-macam
kalimat berita :
* Kalimat
berita kepastian
Contoh :
Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat
berita pengingkaran
Contoh :
Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat
berita kesangsian
Contoh :
Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat
berita bentuk lainnya
Contoh :
Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat
Tanya
Kalimat
tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?)
dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata
tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-
Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-
Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat
seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’
atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi
dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh:
- Aduh,
pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-
Bukan main, eloknya.
2.4
Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat
dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat
Lengkap
Kalimat
lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah
subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
-
Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.
S
P
K
-
Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
.
S P
O
2. Kalimat
Tidak Lengkap
Kalimat
tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek
saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak
lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban,
seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat
sore
- Silakan
Masuk!
- Kapan
menikah?
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi
kalimat bisa diartikan gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan
suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi
berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain.
Dan Kalimat
dapat dibedakan menurut penyesuaiaannya dan penggunaannya seperti :
·
Menurut pengucapaannya
1. Kalimat
Langsung
2. Kalimat
tidak langsung
·
Berdasarkan
jumlah frasa ( struktur gramatikalnya)
1. Kalimat
tunggal
2. Kalimat
majemuk
·
Berdasarkan
isi atau perintahnya
1. Kalimat
perintah
2. Kalimat
tanya
3. Kalimat
berita
4. Kalimat
seruan
·
Berdasarkan
unsur kalimat
1. Kalimat
lengkap
2. Kalimat
tidak lengkap
Saran
Makalah yang kami buat belum
sempurna sesuai yang diharapkan. Masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena, kami hanya manusia biasa
yang tidak luput dari khilaf / kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT
semata.
Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi
perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/pengertian-kalimat-2/
http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/